Pengiriman data melalui sinyal

Data analog ditransmisikan menggunakan sinyal analog

Konversi data analog ke sinyal analog mungkin yang paling sederhana untuk dipahami. Ini
karena datanya adalah bentuk gelombang analog yang hanya ditransformasikan ke bentuk
gelombang analog lain, atau sinyal analog untuk transmisi. Operasi dasar yang dilakukan adalah
modulasi. Modulasi adalah proses pengiriman data melalui sinyal dengan memvariasikan amplitude,
frekuensi, atau fasenya. Telepon, radio AM, radio FM, dan televisi yang lama adalah contoh
konversi data analog ke sinyal analog yang paling umum. Pada Gambar 1, menunjukkan radio AM sebagai contohnya

Gambar 1. Data analog dikirim dengan sinyal analog

Data audio yang dihasilkan oleh stasiun radio mungkin tampak seperti gelombang sinus pertama yang ditunjukkan pada gambar 1 (a). Untuk mengirimkan data analog ini, stasiun menggunakan gelombang gelombang pembawa, seperti yang ditunjukkan pada gambar 1 (b).

Dalam proses modulasi, bentuk gelombang audio asli dan gelombang pembawa pada dasarnya
ditambahkan bersama untuk menghasilkan bentuk gelombang ketiga seperti pada gambar 1 (c).
Perhatikan bagaimana garis putus-putus yang ada diatas bentuk gelombang ketiga mengikuti garis besar yang sama dengan bentuk gelombang audio aslinya. Di sini, data audio asli telah dimodulasi ke frekuensi pembawa tertentu (frekuensi di mana Anda mengatur tombol untuk menyetel stasiun) menggunakan modulasi amplitudo oleh karena itu diberi nama radio AM. Modulasi frekuensi juga dapat digunakan dengan cara yang sama untuk memodulasi data analog ke sinyal analog, dan menghasilkan radio FM.

Data digital dikirimkan menggunakan sinyal digital

Untuk mentransmisikan data digital menggunakan sinyal digital, data digital bit 1 dan bit 0 harus dikonversi ke bentuk fisik yang tepat yang dapat dikirim melalui kabel atau gelombang udara. Jadi, jika Anda ingin mentransmisikan nilai data bit 1, Anda bisa melakukan ini dengan mentransmisikan tegangan positif pada media. Jika Anda ingin mengirimkan nilai data bit 0, Anda bisa mentransmisikan dengan tegangan nol. Anda juga bisa menggunakan skema yang berlawanan: nilai data bit 0 untuk tegangan positif, dan nilai data bit 1 untuk tegangan nol. Skema pengkodean digital seperti ini digunakan untuk mengubah data digital bit 0s dan bit 1s menjadi bentuk transkripsi yang sesuai. Ada beberapa skema pengkodean digital yang mewakili sebagian besar skema pengkodean digital: NRZ-L, NRZI, Manchester, diferensial Manchester, bipolar- AMI, dan 4B / 5B. Yang dapat dilihat pada gambar 2.

Pada teknik Nonreturn to Zero (NRZ-L) mentransmisikan bit 1s dengan tegangan nol dan bit 0s dengan tegangan positif. Skema pengkodean NRZ-L sederhana untuk umum dan tidak mahal untuk diterapkan pada perangkat keras. Gambar 2 (a) menunjukkan contoh skema NRZ-L. Skema pengkodean digital kedua, yang ditunjukkan pada Gambar 2 (b), nonreturn to zero inverted (NRZI). Teknik pengkodean ini memiliki perubahan tegangan pada permulaan 1 dan tidak ada perubahan tegangan pada awal 0. Seperti pada contoh pada gambar 2 (b), apabila bit yang akan dikirim 1 0 0 0 1 0 1 1, maka bit 1 yang pertama akan membuat tegangan naik menjadi positive, kemudian karna bit kedua sampai ke 4, 0, maka tegangan tidak berubah. Tegangan akan kembali berubah bila menemui bit 1. JAdi pada intinya tegangan berubah bila akan mengirimkan bit 1. Ada perbedaan mendasar antara NRZ-L dan NRZI. Dengan NRZ-L, receiver harus memeriksa level tegangan untuk setiap bit untuk menentukan apakah bit 0 atau 1. Dengan NRZI, receiver harus memeriksa apakah ada perubahan pada awal bit untuk menentukan apakah Ini adalah 0 atau 1.

Lihatlah kembali Gambar 2 untuk melihat perbedaan antara dua skema NRZ ini.

Gambar 2. Beberapa cara untuk encoding data digital

Teknik yang ketiga adalah Manchester, yang memastikan bahwa setiap bit memiliki beberapa jenis perubahan sinyal, dan dengan demikian memecahkan masalah sinkronisasi. Ditunjukkan pada Gambar 2 (c), skema pengkodean Manchester memiliki sifat berikut: untuk mentransmisikan 1, perubahan sinyal dari rendah ke tinggi di tengah interval; Untuk mentransmisikan 0, perubahan sinyal dari tinggi ke rendah di tengah interval. Perhatikan bahwa transisi selalu ada di tengah, 1 adalah transisi rendah ke tinggi, dan 0 adalah transisi tinggi ke rendah. Jadi, jika sinyal saat ini rendah dan bit berikutnya yang akan ditransmisikan adalah 0, sinyal harus bergerak dari rendah ke tinggi pada awal interval sehingga bisa melakukan transisi tinggi ke rendah di tengahnya. Encoding Manchester digunakan di sebagian besar jaringan area lokal untuk mentransmisikan data digital melalui kabel jaringan area lokal.

Teknik pengkodean Manchester diferensial, yang juga digunakan di beberapa jaringan area lokal untuk mentransmisikan data digital melalui kabel jaringan area lokal, mirip dengan skema Manchester di mana selalu ada transisi di tengah interval. Tapi tidak seperti kode Manchester, arah transisi ini di tengah tidak membedakan antara 0 atau 1. Sebaliknya, jika ada transisi pada awal interval, maka 0 sedang dikirim. Jika tidak ada transisi pada awal interval, maka 1 sedang
ditransmisikan. Karena penerima harus melihat awal interval untuk menentukan nilai bitnya, diferensial Manchester mirip dengan skema NRZI (dalam hal ini). Gambar 2 (d) menunjukkan contoh pengkodean Manchester diferensial.

Reference:
Curt M. White, Data Communications and Computer Networks, A Business User’s Approach,
Sixth edition, Course Technology, Cengage Learning,2011.ISBN-13:978-0-538-45261-8