Perencanaan Kapasitas pada Portal Media Online

Pendahuluan

Portal Media Online menggunakan internet sebagai media penyampaian layanannya kepada end-user. Ketersediaan infrastruktur IT pada sebuah Portal Media Online menjadi sebuah keharusan. Perencanaan kapasitas infrastruktur IT pada Portal Media Online menjadi menarik karena jumlah pengguna yang mengakses layanannya bersifat fluktuatif. Bila merujuk pada (Schiesser, 2010), perencanaan kapasitas adalah proses untuk memprediksi jenis, kuantitas dan waktu dari sumber daya yang penting agar dapat memenuhi beban kerja yang telah diprediksi sebelumnya. Inti dari perencanaan kapasitas bukan terletak pada pemenuhan kebutuhan ketika infrastruktur ketika sedang berjalan (availability), akan tetapi pada pemenuhan kebutuhan yang diperkirakan sebelumnya.

Jumlah pengguna pada Portal Media Online tidak dapat diprediksi sebelumnya, hal ini dikarenakan pengguna menggunakan layanan Portal Media Online ketika mereka membutuhkan saja. Jumlah pengguna Portal Media Online dipengaruhi oleh beberapa hal:

  1. Event yang tengah berlangsung. Event atau kejadian yang tidak terencana seperti “peledakan bom” dapat memicu jumlah pengguna untuk mengakses sebuah Portal Media Online. Selain itu event yang terencana dapat juga membuat pengguna mengakses sebuah Portal Media Online, contoh: “pameran fashion” dapat menaikkan jumlah pengguna Portal Media Online yang segmentasi contentnya seputar fashion dan gaya hidup.
  2. Bentuk promosi ini dapat memicu jumlah pengguna bukan karena semata-mata informasi yang ingin digali dari sebuah Portal Media Online, akan tetapi karena pengguna mengharapkan hadiah/balasan atas kunjungannya. Tren jumlah pengguna karena promosi dapat diprediksi akan turun begitu promosinya telah selesai.
  3. Jumlah pengguna jenis ini didapatkan dari iklan-iklan yang disebar oleh pihak Portal Media Online. Pengguna biasanya mengunjungi portal ini dikarenakan tertarik dengan iklan yang ditampilkan di media lain (seperti banner, atau facebook ads). Semakin banyak iklan yang disebar oleh Portal Media Online, maka kemungkinan pengguna akan bertambah pun semakin banyak.
  4. Pihak redaksi dapat memberikan rekomendasi berita/artikel apa saja yang dapat diakses kepada pengguna yang telah berlangganan. Metode ini dapat digunakan untuk menjaring pengguna yang loyal karena mereka dengan sadar ingin berlangganan dengan konten yang disajikan. Metode langganan yang tersedia saat ini pun sudah variatif, mulai dari e-mail, push notification sampai dengan SMS.

Permasalahan

Karena karakter pengguna Portal Media Online tidak dapat diprediksi sebelumnya, maka perencanaan kapasitas untuk Portal Media Online harus dapat memenuhi kebutuhan fluktuasi pengguna tersebut. Selain itu sumber daya yang digunakan pun harus dengan tepat direncanakan pengunaannya. Penggunaan sumber daya seperti server, storage, ataupun bandwidth harus dioptimasi.

Perencanaan Kapasitas pada Infrastruktur

Untuk melakukan perencanaan kapasitas harus melihat kembali kepada topologi yang digunakan pada Portal Media Online. Topologi ini mencakup pada infrastruktur yang dikelola, layanan-layanan pihak ketiga, serta sistem-sistem pendukung. Perusahaan/organisasi biasanya menggunakan model Capex (Capital Expenditure) untuk menghitung biaya-biaya yang terkait dengan infrastruktur IT. Infrastruktur yang ada seperti hardware, lisensi, dan layanan pendukung biasanya dialokasikan per tahun (Higginson, Paton, Embury, & Bostock, 2017). Perecanaan kapasitas untuk jenis ini harus dilakukan dengan tepat, karena bila dibutuhkan pengadaan terhadap infrastruktur maka bagian pembelian (procurement) baru dapat mengadakannya pada tahun berikutnya. Untuk organisasi jenis ini maka perencanaan dapat dilakukan dengan melihat tren tahun-tahun sebelumnya dan juga lonjakan-lonjakan jumlah pengguna pada suatu kejadian. Berikut contoh jumlah pengguna yang mengakses sebuah Portal Media Online pada tahun 2017.

Gambar 1. Tren Jumlah Pengguna pada Portal Media Online

Pada grafik tersebut terlihat bila tren Pengguna meningkat, akan tetapi pada beberapa bulan tertentu terdapat lonjakan jumlah pengguna, yaitu: Januari (14 ribu pengguna), Mei (13 ribu pengguna), September (15 ribu pengguna), Desember (14 ribu pengguna). Pada bulan-bulan lain penggunanya kurang dari 12 ribu. Maka untuk tahun berikutnya dapat dialokasikan sumber daya yang dapat mengakomodir 12 ribu pengguna (dilihat dari rata-rata dan tren pengguna) sampai dengan 15 ribu pengguna (dengan mengambil nilai tertinggi lonjakan pengguna yang pernah terjadi). Nilai maksimal lonjakan pengguna yang dijadikan acuan seyogyanya bukan hanya dari tahun berjalan, akan tetapi dari tahun-tahun sebelumnya.

Opsi lain yang dapat diterima adalah dengan menggunakan layanan cloud, baik itu IaaS maupun PaaS. Layanan cloud yang ada saat ini memungkinkan kita menggunakan sumber daya sesuai dengan yang dibutuhkan saja. Biaya yang keluar pun disesuaikan dengan pemakaian yang ada. Skema cloud juga dapat dijadikan opsi bila memang proses pengadaan tidak dapat dilakukan dengan cepat. Dengan menggunakan cloud, layanan yang dibutuhkan oleh Portal Media Online dapat dipenuhi dengan cepat.

Perencanaan Kapasitas pada Layanan Pihak Ketiga

Layanan pihak ketiga biasanya digunakan oleh Portal Media Online untuk mengolah materi pendukung dari konten utama, seperti gambar atau video. Penggunaan layanan ini oleh Portal Media Online biasanya menggunakan skema pembayaran pay-as-you-go. Skema pembayaran ini mempunyai kelebihan karena bila layanan tersebut tidak digunakan maka tidak ada biaya yang dibebankan, akan tetapi biaya penggunaan akan membengkak bila layanan digunakan secara berlebihan.

Biaya layanan pihak ketiga dipengaruhi juga oleh jenis/variasi layanan yang digunakan. Sebagai contoh, pada layanan pengolahan video ada beberapa faktor yang mempengaruhi biaya layanan, seperti: Kualitas output video yang dihasilkan, ketersediaan video tersebut di region-region tertentu, ukuran file yang dihasilkan, dan lain sebagainya. Tingkat urgensi penggunaan layanan serta Quality-of-Service (QoS) ditentukan oleh bagian redaksional dari Portal Media Online. Bila konten dalam bentuk narasi sudah cukup maka konten pendukung seperti gambar dan video tidak perlu ditambahkan. Contoh skema pembayaran pada layanan pihak ketiga digambarkan pada gambar berikut:

Gambar 2. Skema Harga Layanan Video Transcoding (https://zencoder.com/en/file-transcoding/pricing)

Karena penggunaan layanan jenis ini tidak ada batasannya, maka penentuan SOP atau prosedur yang jelas untuk penggunaan layanan pihak ketiga diperlukan. Hal ini dilakukan agar penggunaan layanan dapat diprediksi biaya penggunaannya serta tidak digunakan semena-mena. Cara lain yang dapat dilakukan adalah membuat dashboard penggunaan layanan ini secara real-time, sehingga dapat dipantau profil penggunannya serta biaya yang keluar (Allspaw, 2008).

Perencanaan Kapasitas pada Sistem Pendukung

Sebuah Portal Media Online dalam menyajikan konten biasanya mempunyai sistem pendukung. Sistem pendukung ini digunakan oleh sebagian pengguna dan tidak bersentuhan langsung dengan sistem utamanya. Contoh sistem pendukung pada Portal Media Online adalah Ads Platform/media pengiklanan. Meskipun sebagian besar media online mengandalkan iklan sebagai bisnis utamanya, akan tetapi iklan tidak termasuk sistem utama, karena tidak bersinggungan langsung dengan konten yang disajikan. Setiap konten yang diakses pasti menyertakan iklan pada beberapa bagian halamannya, dengan demikian kemampuan media pengiklanan harus setara dengan kemampuan sistem konten.

Perencanaan sistem pendukung akan mempunyai karakter yang tidak jauh beda dengan perencanaan kapasitas untuk sistem utama, yang membedakan adalah tingkat prioritasnya yang lebih kecil ketimbang sistem utama. Untuk sistem pendukung yang hanya digunakan oleh pengguna internal, perencanaan kapasitasnya akan lebih mudah karena jumlah penggunanya sudah terukur.

Kesimpulan

Perencanaan kapasitas  untuk sebuah Portal Media Online dilakukan bukan hanya dari prediksi tren jumlah pengguna saja, akan tetapi jumlah pengguna terbanyak pada suatu kejadian juga harus dijadikan parameter untuk merencanakan kapasitas infrastruktur IT. Fleksibilitas kapasitas dapat diperoleh dengan menggunakan layanan Cloud, baik itu IaaS maupun PaaS. Layanan cloud memungkinkan penggunanya men-scale infrastrukturnya dengan mudah dengan skema pembayaran pay-as-you-go yang lebih fleksibel.

Referensi

Allspaw, J. (2008). The Art of Capacity Planning. O’Reilly.

Higginson, A. S., Paton, N. W., Embury, S. M., & Bostock, C. (2017). DBaaS Cloud Capacity Planning – Accounting for Dynamic RDBMS Systems that Employ Clustering and Standby Architectures, 687–698. https://doi.org/10.5441/002/edbt.2017.89

Schiesser, R. (2010). IT System Management (2nd ed.). Prentice Hall.

Disajikan:

Nur Hakim Arif

Dikirimkan:

Antoni WIbowo

Antoni Wibowo