Big Data : It’s good, bad or ugly

Prediksi merupakan bagian yang sangat penting dalam era big data. Dan banyak orang berpikir bahwa sample tidak diperlukan karena mereka sudah menganggap mendapat data besar yang dianggap merupakan data populasi. Prediksi kemudian dilakukan tanpa analisis statistic yang memadai, dan hanya  mengandalkan “big data”.  Ini adalah suatu pandangan yang keliru.

Ini adalah salah satu pesan Prof Ie-Bin Lian, seorang  Professor of Graduate Institute of Statistics & Information Science and department of Mathematics, National Changhua University of Education, Taiwan pada acara “guest lecture”  pada mahasiwa  Magister Teknologi Informasi (MTI) dan Magister Manajemen Sistem Informasi (MMSI), Binus University tanggal 11 April 2016.

Prof Ie-Bin Lian menambahkan, jika kita memiliki seluruh data pada masa lalu, seolah-olah kita tidak lagi memerlukan seolah-olah kita memiliki seluruh data (populasi). Padahal, itu tetaplah sebuah hanya sampel (bukan populasi) karena kita belum memiliki data untuk masa mendatang. Itu sebabnya analisis statitisik yang memadai masih sangat relevan dalam era big data, jika kita ingin mendapat hasil prediksi yang akurat.

Prof bidang statisik asal Taiwan ini memberi satu contoh bahwa Google pernah menggunakan big data dari search engine key word untuk membuat sistem prediksi penyakit flu. Hasil prediksi tersebut dianggap sangat baik karena bisa mendekati hasil yang dihasilkan  CDC (Centers for Disease Control and prevention), Amerika Serikat. Bahkan hasil ini dipublikasikan pada jurnal Nature tahun 2008.

Namun sejak  tahun 2014, banyak karya ilmiah yang menyanggah prediksi ini dan menunjukkan bahwa keakuratan prediksi tersebut keliru.

Kuliah ini diikuti lebih kurang 50 mahasiswa MTI dan MMSI dan beberapa dosen.  Prof Ie-Bin Lian , yang juga aktif di kegiatan Pramuka internasional, merasa sangat senang bisa sharing pengalaman dengan dunia akademik di Indonesia, Binus khususnya. Beliau juga berharap ada kerjasama yang bisa dibangun kelak dengan Binus University.