Pembahasan Hasil Kuesioner Seminar “Challenges of Parenting Children in a Connected World with the Effect of Social Media on the Family”, Binus University, 11 April 2015

Pada tanggal 11 April 2015 lalu, Community Development and Academic (CDA) Binus University bekerja sama dengan Kalinangan Youth Foundation Inc. (KALFI), Philippines mengadakan seminar yang berjudul “Challenges of Parenting Children in a Connected World with the Effect of Social Media on the Family” yang menghadirkan dua narasumber, yaitu Yolanda Zapanta dan Ferdinand Zapanta. Mereka telah mengabdikan diri di yayasan EDUCHILD (Education for the Upbringing of Children) selama lebih dari 20 tahun. EDUCHILD merupakan organisansi non-profit yang bertujuan untuk membantu para orang tua dalam tugasnya untuk mendidik anak. Pada kesempatan tersebut panitia seminar menyiapkan kuesioner yang terdiri dari 12 pertanyaan berbertujuan untuk mengetahui pendapat peserta seminar terkait dengan materi yang didiskusikan. Pertanyaan-pertanyaan kuesioner fokus pada pengaruh penggunaan gadget dan media sosial pada anak, hubungannya dengan keluarga, serta dampak positif dan negatif-nya. Berikut hasil dari kuesioner yang berasal dari 100 responden peserta seminar tersebut.

Untitled5

Untitled55

Untitled555Untitled5555

Berdasarkan hasil kuesioner tersebut dapat diperoleh fakta-fakta berikut:

  • 75% responden memanfaatkan gadget mereka untuk keperluan komunikasi
  • 49% responden menggunakan gadget mereka lebih dari 4 jam setiap harinya
  • 41% responden akan memeriksa gadgetnya segera setelah mendapatkan notifikasi (email atau pesan)
  • Lebih dari 50% responden setuju bahwa penggunaan gadget dapat mengganggu kebersamaan keluarga/teman
  • Jumlah responden yang setuju bahwa komunikasi melalui gadget dapat menggantikan komunikasi langsung kurang lebih sama dengan yang tidak setuju
  • 77% responden setuju bahwa penggunaan gadget pada usia sekolah mengganggu aktifitas sosialnya
  • 84% responden berpendapat bahwa anak sebaiknya diperkenalkan gadget setelah usianya diatas 5 tahun
  • 72% responden setuju bahwa anak boleh memiliki gadget setelah usianya menginjak 11 tahun (sekolah dasar kelas 5 atau kelas 6)
  • 86% responden menganggap usia minimum anak saat mengakses social networking adalah 11 tahun
  • 77% responden setuju bahwa social networking memiliki dampak negative
  • Usia minimum anak diberi pengertian mengenai password adalah < 5 tahun (1%), 5-7 tahun (14%), 8-10 tahun (24%), 11-13 tahun (28%), 14-16 tahun (23%), > 16 tahun (10%)

Hasil kuesioner tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa penggunaan gadget dan social networking dapat menimbulkan dampak negatif. Hal ini menunjukkan bahwa peranan orang tua dalam mengawasi dan membimbing putera-puterinya saat menggunakan gadget atau mengakses social networking sangat diperlukan. Dengan terlibatnya orang tua dalam hal tersebut, diharapkan dampak negatif yang ditimbulkan dapat diminimalkan. Fakta terakhir yang patut mendapat perhatian adalah yang terkait dengan usia minimum anak untuk diberi pemahaman mengenai password, mayoritas responden menganggap konsep password dapat diberikan setelah anak beranjak remaja. Idealnya, anak sudah diberi pemahaman mengenai password sedini mungkin. Password merupakan salah hal yang sangat penting untuk dipahami. Seorang anak harus memahami bahwa password sifatnya rahasia dan tidak dapat disampaikan ke orang lain. Anak juga harus mengerti bahwa password sebaiknya memenuhi kriteria tertentu agar tidak mudah diketahui oleh orang lain. Sudah banyak penyalahgunaan terjadi di dunia internet akibat penyalahgunaan password oleh orang lain.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil kuesioner ini adalah orang tua perlu berperan aktif dalam menyiapkan putera-puteri-nya untuk menggunakan gadget dan social networking secara bijak agar hal tersebut tidak menimbulkan dampak negatif pada hubungan keluarga dan teman, serta penyalahgunaan oleh orang yang tidak bertanggung-jawab.

 

Sani Muhammad Isa