Komponen-komponen Service Oriented Architecture (SOA) (value chain, business context, business model dan business architecture)

Ada beberapa komponon-komponen pendukung layanan Service Oriented Architecture (SOA). Kali ini akan dibahas value chain, business context, business model dan business architecture.

Salah satu cara untuk memetakan proses bisnis adalah dengan membuat sebuah rantai nilai bisnis (business value chain). Sebagaimana dikutip dari (Rosen, et.al, 2008), value chain bermanfaat untuk mengidentifikasi area-area fungsional yang berbeda di dalam perusahaan dan memusatkan perhatian pada bagian terpentingnya. Dengan demikian, hal ini dapat menonjolkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai perusahaan serta untuk memulai mengidentifikasi area-area service yang dibutuhkan. Umumnya, setiap aktifitas utama dalam value chain akan memiliki satu atau lebih sekumpulan service yang saling berhubungan.

Value chain terbagi ke dalam dua kumpulan kegiatan utama (Rosen, et.al, 2008). Aktifitas di bagian bawah disebut sebagai aktitifas pendukung. Misalnya bagian HR dan Keuangan, yang harus ada di dalam perusahaan untuk mendukung operasional perusahaan, meskipun tidak menambah nilai secara langsung kepada produk atau jasa yang dijual. Sedangkan di bagian atas diagram mendeskripsikan aktifitas utama, yaitu bisnis utama yang menjadi tulang punggung perusahaan, yang terdiri dari beberapa aktifitas yang menambah nilai ke dalam value chain. Gambar 1 adalah contoh diagram value chain.

Gambar 1 Contoh Diagram Value Chain

Operasional bisnis baik di dalam maupun di luar perusahaan yang dibentuk oleh interaksi dan pertukaran informasi antara banyak pihak (Rosen, et.al, 2008). Untuk mendeskripsikan semua bentuk interaksi tersebut dapat digunakan Business Context Diagram. Bagian utama dari context diagram direpresentasikan oleh kotak persegi panjang, dan pesan yang dipertukarkan direpresentasikan oleh tanda panah. Context diagram dibuat dengan menggunakan beberapa elemen berikut:

  1. Actor, merupakan bagian utama dalam interaksi (persegi panjang). Umumnya actor mewakili orang, organisasi, atau sistem.
  2. Message, merupakan informasi yang dipertukarkan antar actor (tanda panah). Message dapat mewakili dokumen, paket, komunikasi elektronik, dan semacamnya.
  3. Subject, merupakan perkara bisnis yang ingin disampaikan oleh Message. Subject tidak secara eksplisit digambarkan dalam diagram, namun akan terlihat melalui interaksi dan pesan. Subject dapat mewakili produk dan jasa.

Gambar 2 berikut adalah contoh business context diagram yang menunjukkan aktifitas-aktifitas dalam proses bisnis sebuah toko retail.

Gambar 2 Contoh Diagram Business Context  pada toko retail.

Dengan adanya business context diagram, dapat membantu memahami tiap-tiap bagian dari suatu proses bisnis serta dapat mengidentifikasi fungsi-fungsi dan data yang diperlukan untuk perancangan service.

Business model dan semantic information model di atas merupakan salah satu komponen kunci dalam Service Oriented Architecture (SOA). Dua aspek ini sangat penting dalam mentransformasi organisasi, dari sekedar membangun service, menjadi memiliki pendekatan arsitektural  yang secara sistematis dapat membangun koleksi service (inventory) yang terorganisir, saling terkait, tidak tumpang tindih, dan dapat saling menyusun satu sama lainnya (composable). Service-service dalam SOA dan information model tersebut terkait secara langsung dengan arsitektur bisnis. Semuanya berpotongan di proses bisnis, yaitu didefinisikan di arsitektur bisnis (business architecture), diterjemahkan menjadi konsep service di dalam service model. Aliran informasi dari proses bisnis menjadi dasar bagi semantic information model dan document definition dari service interface.

 

Sumber

Rosen, M., Lublinsky, B., Smith, K. T., & Balcer, M. J. (2008). Applied SOA : Service-Oriented Architecture and Design Strategies. Indianapolis: Wiley Publishing, Inc.

 

Abba Suganda Girsang , Phd