Teknik Menyembunyikan Data Dalam Media
Dalam cryptography selain teknik enkripsi dan hashing, ada sebuah teknik yang lain lagi yaitu steganography. Steganography adalah sebuah cara untuk menyembunyikan informasi dalam sebuah media yang dapat berupa text, gambar, audio ataupun video.
Sebenarnya teknik steganography ini sudah digunakan pada zaman sebelum masehi, seperti yang ditulis dalam buku terkenal David Kahn, The Code Breakers, ia menceritakan kisah Demaratus yang diduga telah diasingkan di Persia. Sementara di sana, Demaratus mengetahui tentang serangan yang direncanakan terhadap Yunani oleh Persia. Seperti ceritanya, Demaratus memutuskan bahwa ia harus menyampaikan pesan rahasia kepada Spartan untuk memperingatkan mereka. Alat tulis pada saat itu adalah tablet lilin, seperti yang kita lihat pada gambar dibawah ini. Demaratus menulis pesan rahasia pada papan dibawah lilin, kemudian papan tersebut ditutup kembali dengan lilin.
Dalam dunia digital seperti sekarang, ada dua buah teknik dan method untuk menyembunyikan data dalam media yaitu:
- Insertion: Penyisipan melibatkan proses penyisipan konten tambahan. Konten ini dapat mencakup pesan tersembunyi, serta penanda file sebagai pengidentifikasi program steganografi yang menunjukkan lokasi muatan tersembunyi. Penyisipan biasanya memanfaatkan ruang yang tidak digunakan dalam format file.
Teknik penyisipan dengan menambahkan data ke akhir file mungkin merupakan salah satu bentuk steganografi digital yang paling umum dan paling sederhana. Banyak tipe file memungkinkan data ditambahkan pada akhir file, tanpa ada kerusakan pada file tersebut. File berikut adalah file JPEG yang memperlihatkan adanya pesan setelah end of fle, yaitu setelah FF D9, yang dilihat di WinHex
(dari: Buku Data Hiding oleh Michael Raggo ISBN: 978-1-59749-743-5)
Dalam gambar dengan format JPEG, pada akhir filenya dapat menampung 65.553 bytes atau pesan yang tidak merusak gambar sehingga apabila gambar dibuka masih bagus seperti apa adanya.
- Substitusi: Pergantian melibatkan proses mengubah atau menukar byte yang ada sehingga tidak ada yang byte yang disisipkan atau dimasukkan ke dalam file, tetapi byte yang ada diubah atau diubah untuk membuatnya tidak terlihat secara kasat mata atau terdengar. Salah satu contohnya adalah substitusi Least Significant Bit (LSB), di mana program steganografi memodifikasi Least Significant Bit dari serangkaian byte dalam file, dengan mengubah bit-bit tersebut dari 0 menjadi 1, atau 1 ke 0.
Bentuk paling umum dari modifikasi steganografi melibatkan modifikasi Least Significant Bit (LSB) dari satu atau lebih byte dalam file. Pada dasarnya bit diubah dari 0 ke 1, atau 1 ke 0. Hampir tidak mungkin bagi manusia untuk mendeteksi modifikasi secara visual atau suara, tanpa menggunakan tool.
Misalnya, modifikasi Least Significant Bit (LSB) memanfaatkan palet warna 24-bit. Dalam palet warna 24-bit Anda memiliki tiga representasi; Merah, Hijau, dan Biru (RGB). Ini mirip dengan representasi video dalam video komponen pada televise, di mana memiliki kabel Merah, Hijau, dan Biru yang mengirimkan sinyal video ke televisi Anda. Dalam palet warna 24-bit gambar, 8-bit ditugaskan untuk masing-masing dari tiga warna, pada dasarnya memberikan 256 warna Merah, 256 warna Hijau, dan 256 warna Biru.
Pada kasus menyembunyikan gambar dalam media gambar, most significant bit (MSB) dari gambar yang akan disembunyikan diambil dan di tempatkan pada least significant bit (LSB) pada media gambar pembawa, seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Dalam contoh ini 3 buah MSB dari setiap pixel dari gambar yang akan disembunyikan diambil dan menggantikan 3 buah LSB media gambar. Sehingga qualitas gambar akan menjadi berkurang. Untuk melihat gambar yang disembunyikan maka harus dilakukan ektraksi sebanyak 3 buah bit LSB pada media gambar tersebut. Kualitas gambar yang disembunyikan juga menjadi turun.
(dari: Buku Data Hiding oleh Michael Raggo ISBN: 978-1-59749-743-5)