DSM berbasis Lingkungan untuk Rekayasa Lalulintas Jalan Raya

Penulis

Dr.rer.nat. Ditdit Nugeraha Utama

Computer Science Department, BINUS Graduate Program-Master of Computer Science, Bina Nusantara University, Jakarta, Indonesia 11480

ditdit.utama@binus.edu

 

“Rekayasa lalu lintas secara nyata dibutuhkan untuk mengurangi derajat kemacetan jalan raya dan juga dampak negatif terhadap lingkungan” (Utama and Nurlatifani, 2018; Nurlatifani et al. 2018)

Decision support model (DSM), secara praktis, salah satunya dapat digunakan di dalam membantu para pemangku/pelaku pengambil keputusan untuk melakukan rekayasa lalulintas yang bersifat jangka panjang. Benar sekali, bahwa rekayasa lalulintas dapat dilakukan secara case-by-case, sesuai dengan kondisi di lapangan pada saat tertentu. Namun, ketika kemampuan pemodelan berbasis komputer dapat dioptimalkan, rekayasa lalulintas yang bersifat strategis (jangka panjang) seharusnya dapat saja untuk direalisasikan.

Utama and Nurlatifani (2018) dan juga Nurlatifani et al. (2018) telah berhasil membangun ecoDSM secara saintis dan akademis di dalam rangka untuk melakukan rekayasa lalulintas. Bukan hanya parameter derajat/tingkat kemacetan suatu daerah saja yang mampu untuk dikendalikan, namum model yang dikembangkan mampu untuk juga mempertimbangkan aspek lingkugan. Model mampu menyarankan jenis rekayasa lalulintas seperti apa yang diprediksi dapat mengurangi tingkat kemacetan, selain juga akan memberikan kontribusi positif (atau minimal mengurangi dampak negative) kepada lingkungan sekitarnya.

Metode utama yang digunakan di dalam model yang dikembangkan tersebut adalah metode algoritma aliran air (3A) dan logika fuzzy. Metode 3A akan mampu menganalogikan arus kecepatan lalulintas yang ada di jalan raya, menjadi arus air di dalam algoritma tersebut. Sedangkan metode logika fuzzy memungkinkan semua nilai-nilai pada parameter-parameter yang digunakan akan menjadi optimal-normal karena hilangnya nilai bias yang melekat pada nilai-nilai parameter-parameter tersebut.

Adapun parameter-parameter yang berhubungan dengan lalulintas jalan raya yang dilibatkan di dalam model yang dikembangkan di antaranya adalah: kecepatan arus kendaraan, densitas lalulintas, volume lalulintas, perlambatan lalulintas, kapasitas jalan, dan derajat kejenuhan jalan. Sedangkan parameter-parameter lingkungan yang diperhatikan untuk menentukan jenis strategi rekayasa adalah emisi NOx, CO, CO2, PM10, SO2, N2O, dan CH4.

Semua jenis parameter tersebut dipertimbangkan untuk menilai alternatif keputusan rekayasa lalulintas mana yang harus diambil dalam waktu tertentu. Alternatif keputusan rekayasa lalulintas yang dinilai ada enam jenis, yaitu penutupan UTurn, pengaturan lampu lalulintas, eliminasi titik henti angkutan kota, contra flow, eliminasi kendaraan roda dua bermotor, atau eliminasi angkutan kota.

Sehingga jelas, DSM secara akademis dan objektif akan mampu digunakan sebagai model based tool untuk membantu pengambilan keputusan dalam rangka rekayasa lalulintas. Parameter yang dipertimbangkan untuk memilih alternatif keputusan tersebut, selain yang berhubungan langsung dengan kondisi jalan raya, namun juga berhubungan dengan lingkungan yang memang menjadi poin penting untuk dipertimbangkan.

Referensi

Nurlatifani, S., Retnowardhani, A., and Utama, D. N. 2018. Fuzzy ecoDSS Development for Road Traffic Engineering. International Conference on Information Management and Technology, pp. 345-349.

Utama, D. N. and Nurlatifani, S. 2018. Fuzzy ecoDSM for Road Traffic Engineering. IOP Conference Series Earth and Environmental Science, vol. 195, no. 1.

Dr.rer.nat. Ditdit Nugeraha Utama