Implementasi DSM di Dunia Kesehatan

Penulis

Dr.rer.nat. Ditdit Nugeraha Utama

Computer Science Department, BINUS Graduate Program-Master of Computer Science, Bina Nusantara University, Jakarta, Indonesia 11480

ditdit.utama@binus.edu

“DSM membantu para pengambil keputusan untuk menyelesaikan permasalahan yang bersifat terstruktur atau semi-terstruktur” (Utama et al. 2018)

Tidaklah mudah menentukan atau memilih keputusan yang objektif dan saintis, karena kemampuan manusia itu sendiri sangatlah terbatas dalam hal menalar sesuatu. Sebuah model berbasis komputer dan bersifat matematis, yang kita sebut dengan Decision support model (DSM), dapat diandalkan secara praktis, sebagai salah satu alat yang dapat merekomendasikan atau menyarankan keputusan terbaik (terobjektif). Termasuk permasalahan yang dianggap kompleks, seperti penentuan jenis strategi pengelolaan limbah medis yang dihasilkan oleh rumah sakit.

Mengapa permalaahan limbah medis menjadi poin penting untuk dikaji dan diteliti secara mendalam. Jelas, masalah limbah itu sendiri saja akan memberikan dampak negatif bagi berkehidupan manusia dan lingkungan. Apalagi jenis limbah medis, yang umumnya dihasilkan dari proses pengobatan (treatment) dari berbagai jenis penyakit (termasuk penyakit menular dan sangat berbahaya bagi keselamatan hidup manusia). Limbah ini akan berdampak negatif secara langsung pada kesehatan dan hidup manusia serta lingkungan, selain dampak negatif lainnya yang ditimbulkan oleh limbah pada umumnya.

Utama et al. (2018), pada tahun 2018, telah mampu mengembangkan sebuah DSM yang mampu menyarankan jenis strategi pengelolaan limbah medis, spesifik dilihat dari jumlah dan jenis limbahnya. Enam parameter yang dilibatkan di dalam pemodelan adalah dampak lingkungan, kebutuhan lahan pembuangan limbah, efektifitas pengelolaan limbah, jenis limbah, biaya pengelolaan limbah, dan jumlah limbah. Dimana, dari keenam jenis parameter yang dipertimbangkan tersebut, dua jenis parameterlah yang menjadi parameter input-an untuk model yang dikembangkan.

Metode klasik yang digunakan di dalam pemodelan adalah logika fuzzy, jarak Euclidean, dan optimasi full-factorial. Logika fuzzy adalah metode yang digunakan untuk menghilangkan nilai bias dari nilai-nilai parameter-parameternya yang didapat dari penilaian pakar. Sedangkan jarak Euclidean digunakan sebagai metode untuk menentukan/menghitung nilai kedekatan (similarity) antara karakteristik limbah dengan jenis strategi pengelolaan limbahnya; dimana ada tiga jenis strategi pengelolaan limbah yang dinilai disini, yaitu incinerator, microwave, dan autoclave. Sedangkan optimasi full-factorial merupakan metode yang digunakan untuk menentukan nilai optimal atas alternatif jenis strategi pengelolaan limbah terpilih.

Itulah DSM yang kembali menjadi salah satu alternatif model yang mampu digunakan di dalam menyelesaikan permasalahan pembuatan keputusan. Pada kasus ini, DSM digunakan untuk menentukan pemilihan yang objektif atas jenis strategi pengelolaan limbah medis. Dimana, kesalahan dalam menentukan strategi tersebut, tentu akan berdampak strategis baik untuk rumah sakit secara khusus dan juga terhadap manusia dan lingkungan secara umum; baik dari aspek ekonomis maupun medis.

Referensi

Utama, D. N., Rustamaji, E., and Fauziyah, A. 2018. Fuzzy Eco-DSM for Treating Medical Waste. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, vol. 195.

Dr.rer.nat. Ditdit Nugeraha Utama