GOROdsm Sebagai Sebuah Aplikasi Socio-Informatics
Penulis
Dr.rer.nat. Ditdit Nugeraha Utama
Computer Science Department, BINUS Graduate Program-Master of Computer Science, Bina Nusantara University, Jakarta, Indonesia 11480
ditdit.utama@binus.edu
“Gotong royong adalah salah satu semangat budaya yang sangat penting bagi Indonesia” (Utama and Suharjito, 2019)
Seperti halnya fenomena alam, yang telah banyak digunakan oleh para peneliti di bidang informatics untuk dijadikan landasan berpikir berbagai jenis algoritma (seperti ant colony optimization, bee colony, dan lain sebagainya); tingkah laku sosial sebuah komunitas pun dapat diambil pelajarannya untuk dapat memperkaya khasanah domian keilmuan informatika. Salah satu dari tingkah laku sosial sebuah komunitas tersebut adalah Gotong royong (GORO). GORO merupakan sebuah bentuk positif dari tingkah laku budaya masyarakat Indonesia. GORO telah menjadi inspirasi yang nyata, yang kemudian diejawantahkan pada sebuah aplikasi model penunjang keputusan. Unsur-unsur yang melekat pada GORO secara nyata, kemudian diterjemahkan melalui proses kuantifikasi berbagai jenis parameter. Kemudian, keterhubungan berbagai jenis parameter tersebut dimodelkan melalui berbagai jenis metode informatika absah untuk dapat menyarankan sebuah keputusan yang akan diambil.
Utama dan Suharjito (2019) telah mencoba untuk menterjemahkan itu semua pada kasus rekonstruksi infrastuktur fasilitas publik. Disini, keterlibatan setiap lapis masyarakat, yang ditunjukkan oleh niat dan usaha masyarakat itu sendiri di dalam memperbaiki fasilitas umum, dimodelkan. Metode utama yang dipergunakan adalah fuzzy logic, sebuah metode pas yang dapat diakomodir untuk berbagai jenis kasus yang melibatkan nilai-nilai subjektif parameter-parameternya. Dan pada akhirnya model tersebut mampu untuk menyarankan fasilitas umum apa saja yang seharusnya diperbaiki terlebih dahulu. Keputusan ini tentunya tidak terlepas dari berbagai jenis faktor yang dipertimbangkan, yang di dalamnya merupakan representasi dari pengalaman dan pengetahuan lingkungan (pengguna/masyarakat, pemodel, pakar, juga stakeholder); seperti faktor fungsionalitas, jenis kerusakan, manfaat, dan lain sebagainya.
Referensi
Utama, D. N., and Suharjito. 2019. GOROdsm: Local Wisdom Inspired socioDSM for Reconstructing Public Facility. In press.