Paper Review: Pemanfaatan platform blynk dalam Internet of Things

Paper Review oleh Septio Rahman Putra, Gagas Pandusarani, Rafi Andrian

Editor: Amalia Zahra, S.Kom., Ph.D.

 Referensi:

Ramdevi, M., Gujjula, R., Ranjith, M., & Sneha, S. (2021). IoT Evaluating Indoor Environmental Quality Check of Air and Noise. Materials Today: Proceedings. https://doi.org/10.1016/j.matpr.2021.03.137

 

PENDAHULUAN

IoT Evaluating Indoor Environmental Quality Check of Air and Noise, merupakan sebuah penelitian yang dilakukan oleh M. Ramdevi, Ramya Gujjula, M. Ranjith, S. Sneha pada tahun 2021, yang dilatarbelakangi oleh meningkatnya polusi udara dan polusi suara yang cukup mengkhawatirkan. Meningkatnya polusi udara dan polusi suara tersebut memberikan ancaman yang nyata terhadap makhluk hidup.

Penelitian ini berfokus pada pemanfaatan Internet of Things (IoT) untuk mengevaluasi kualitas udara dan suara dalam ruangan. Penelitian tersebut menghasilkan sebuah sistem yang digunakan untuk mengukur dan memantau parameter lingkungan dan memberikan alarm ketika kualitas udara dan tingkat polusi suara melewati ambang batas aman (Tabel 1). Sistem ini menggunakan sensor untuk mendeteksi gas pada atmosfir serta mendeteksi tingkat kebisingan pada jarak tertentu kemudian mengirimkan hasil deteksi ke microcontroller NodeMCU. Microcontroller ini terhubung dengan sebuah platform blynk yang merupakan platform IoT berbasis komputasi awan untuk melakukan pengolahan terhadap nilai yang didapat dari sensor kemudian membandingkan dengan ambang batas aman. Platform ini dimanfaatkan juga untuk mengirimkan notifikasi melalui media email, pesan, aplikasi Android atau memicu pengaktifan buzzer sebagai alarm.

 

Tabel 1 Batasan Parameter

Parameter Ambang Batas
Suhu  >=40-45 C
Kelembaban <=20% atau >=60%
Kualitas Udara >= 200 ppm
Kebisingan >=50 Db (siang hari) >=40 Db (malam hari)

METODOLOGI

Tahapan pertama yang dilakukan peneliti adalah melakukan survei literatur. Survei Literatur untuk jurnal ini didasari dari beberapa gabungan jurnal yang membahas peran IoT dalam memantau masalah yang biasanya timbul dalam kota-kota berkembang. Masalah tersebut berkaitan erat dengan kehidupan dan kelayakan untuk hidup setiap mahluk hidup. Polusi udara dan polusi suara menjadi masalah yang cukup besar dikarenakan kedua polusi tersebut berkembang selaras dengan perkembangan negara, kota dan populasi. Terlebih lagi efek yang muncul karena masalah kedua polusi tersebut biasanya akan sangat lama bagi mahluk hidup dan cenderung diabaikan.

Pada tahapan selanjutnya, peneliti merangkai komponen-komponen menjadi suatu Sistem IoT. Komponen Sistem IoT terdiri dari ESP8266 nodemcu digunakan sebagai microcontroller atau bisa dibilang CPU Mini yang digunakan untuk memproses code. Dht11 sebuah sensor yang menerima code dari nodemcu untuk menangkap objek suhu dan kelembapan udara. Sen-12642 sebuah sensor yang digunakan untuk menghitung kebisingan suara yang masuk. Mq-3 sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kandungan gas etanol, alkohol, dan asap pada udara. Alat yang terkahir Buzzer module bukan sebuah sensor, melainkan alat yang memberikan Sinyal Audio.

Pada penelitian tersebut, peneliti juga menggunakan aplikasi Blynk. Blynk dapat digunakan untuk mengendalikan module Arduino (NodeMCU) melalui Internet atau bisa disebut Cloud Platfrom. Dengan aplikasi Blynk ini komponen-komponen yang dirangkai bersama Nodemcu (MiniCPU) dapat dikontrol dari mana saja dengan mudah oleh ponsel pintar (Smartphone) asal terhubung dengan Internet. Konsep tersebutlah yang dinamakan IoT. Selain itu, peran vital aplikasi Blynk pada penelitian ini adalah menangkap data-data yang dikirimkan komponen-komponen dan melakukan visualisasi terhadap data-data tersebut.

 

PEMBAHASAN DAN HASIL

Komponen-komponen sensor, alarm dan nodeMCU dirakit menjadi satu kesatuan yang dinamakan Embedded System Setup (gambar 1). Pada penelitian tersebut, peneliti menggunakan sebuah Open-Source Software yang digunakan untuk menulis Source Code (Programming) untuk membaca, menghubungkan, dan berinteraksi sensor/modul terhadap perubahan sekitar yaitu Arduino IDE. Kemudian, sistem tersebut dihubungkan ke Aplikasi Blynk untuk dapat di-monitoring secara online. Setelah mendapatkan data dari semua perangkat sensor yang di tempatkan pada masing-masing tempat yang akan diuji, kemudian data tersebut akan divisualisasikan dan dianalisa secara otomatis (Gambar 2).

  Gambar 1 Embedded System Setup

Gambar 2 visualisasi Blynk

 

Sensor suara (Sen – 12642) mendeteksi tingkat intensitas suara di area yang diuji dengan satuan desibel. Sensor suhu dan kelembapan (DHT11) mendeteksi suhu dan kelembapan area yang diuji dengan satuan celcius dan persentil. Sensor terkahir adalah sensor gas (MQ-3) yang akan merekam dan memproses kualitas udara dan polutan di area yang diuji dalam satuan konsentrasi ppm. Jika hasil yang diberikan oleh masing-masing sensor ada yang melebihi ambang batas aman maka Buzzer module akan mengaktifkan nada alarm tertentu untuk parameter yang melewati ambang batas aman dan mengirimkan notifikasi melalui email.

            Gambar 3 Block Diagram

KESIMPULAN

Penggunaan IoT untuk monitoring kualitas udara dan kebisingan memberikan kemudahan  akses bagi berbagai kalangan. Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan IoT sangat efektif untuk monitoring kualitas udara, hal ini dibuktikan melalui cost effective model evaluation.

Data yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya, untuk monitoring polusi pada wilayah industri. Penelitian ini juga mengahasilkan model yang dapat digunakan untuk mencegah  terjadinya isu polusi lingkungan pada daerah berkembang.

 

Amalia Zahra