Agile with Scrum: A Modern Approach to Project Success

Jakarta, 4 November 2024 – Universitas Bina Nusantara (Binus) kembali mengadakan kegiatan rutin Guest Lecture bagi mahasiswa program Magister Teknik Informatika (MTI) pada Senin, 4 November 2024. Acara yang diadakan secara hybrid, baik melalui Zoom maupun secara langsung di Kampus Binus Anggrek, ini diikuti oleh 21 mahasiswa.

Guest lecture kali ini menghadirkan Rintis Mardika Sunarto, seorang alumni MTI Binus yang kini menjabat sebagai IT Project Manager di PT Infosys Solusi Terpadu. Rintis membawakan materi dengan topik “Agile with Scrum: A Modern Approach to Project Success”. Dalam sesi ini, Rintis memperkenalkan mahasiswa pada konsep Scrum, sebuah framework yang populer dalam pengelolaan proyek berbasis metode Agile.

Selama kuliah, Rintis menjelaskan bahwa Scrum membantu tim bekerja secara kolaboratif dalam proyek yang kompleks, terutama pada pengembangan perangkat lunak. “Scrum memberikan fleksibilitas tinggi dengan iterasi pendek atau sprint, biasanya berdurasi antara 1-4 minggu, sehingga tim bisa terus menyesuaikan rencana berdasarkan feedback terbaru,” jelas Rintis.

Acara berlangsung dari pukul 10.00 hingga 12.00 WIB, dan mencakup sesi tanya jawab yang interaktif. Mahasiswa tampak antusias menggali lebih dalam mengenai manfaat utama Scrum, antara lain fleksibilitas adaptasi, peningkatan produktivitas, dan keterlibatan langsung pemangku kepentingan dalam proyek.

Guest lecture rutin ini merupakan upaya Binus untuk memperluas wawasan mahasiswa dengan mendatangkan narasumber dari kalangan akademisi maupun industri, baik dari dalam maupun luar negeri.

Scrum adalah framework manajemen proyek yang termasuk dalam metode Agile, dirancang untuk membantu tim bekerja secara kolaboratif dalam mengembangkan produk kompleks. Framework ini sangat populer dalam pengembangan perangkat lunak, tetapi juga dapat diterapkan pada berbagai jenis proyek. Scrum berfokus pada pendekatan iteratif dan inkremental, memungkinkan tim untuk beradaptasi dengan perubahan serta memastikan kualitas produk sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan.
Scrum memiliki beberapa kelebihan dibandingkan framework pengembangan lainnya, terutama dalam konteks pengembangan perangkat lunak dan manajemen proyek. Berikut beberapa kelebihan Scrum:
1. Fleksibilitas Tinggi dan Adaptasi Cepat: Scrum memungkinkan tim untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan atau prioritas proyek yang sering terjadi. Setiap iterasi (sprint) berdurasi pendek (biasanya 1-4 minggu) sehingga tim bisa menyesuaikan rencana kerja berdasarkan feedback terbaru.
2. Fokus pada Peningkatan Berkelanjutan: Scrum mendorong refleksi dan perbaikan berkelanjutan melalui meeting retrospektif setelah setiap sprint. Ini membantu tim belajar dari pengalaman sprint sebelumnya untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi mereka di sprint berikutnya.
3. Kolaborasi Antar Tim yang Lebih Baik: Scrum mengutamakan komunikasi langsung dan kolaborasi. Dengan daily standup meetings, semua anggota tim bisa mengetahui kemajuan dan hambatan yang dialami, sehingga lebih mudah saling membantu dan menyelaraskan pekerjaan.
4. Keterlibatan Pengguna dan Pemangku Kepentingan: Scrum melibatkan pemangku kepentingan melalui sprint review dan demo. Mereka dapat melihat perkembangan produk secara berkala dan memberikan feedback langsung, yang membantu memastikan produk sesuai dengan ekspektasi.
5. Peningkatan Produktivitas dan Kualitas: Dengan pembagian pekerjaan ke dalam sprint-sprint pendek, tim dapat lebih fokus dan bekerja dengan target yang lebih jelas dan terukur. Proses ini juga memungkinkan penyelesaian bug lebih cepat karena pekerjaan dilakukan secara iteratif.
6. Prioritas pada Nilai Bisnis: Scrum mengelola backlog produk dan memastikan bahwa fitur atau user stories yang memiliki nilai bisnis paling tinggi dikerjakan terlebih dahulu, sehingga hasil yang dihasilkan relevan dengan kebutuhan pengguna.
Scrum cocok untuk proyek yang membutuhkan fleksibilitas, kolaborasi erat, dan pengembangan produk yang kompleks. Namun, untuk proyek dengan persyaratan yang stabil dan tidak banyak perubahan, metode seperti Waterfall mungkin lebih efisien karena memberikan struktur dan perencanaan yang lebih ketat sejak awal.