Pengembangan Detektor Kelelahan untuk Pengemudi Bus Berdasarkan Parameter Sinyal Jantung Berbasis Teknologi Wearable Sensor dan Internet-of-Things
Mengacu kepada data lembaga kesehatan dunia (World Health Organization) Indonesia menempati urutan ketiga dengan jumlah kematian terbanyak akibat kecelakaan lalu lintas. Namun Indonesia merupakan peringkat pertama apabila dilihat dari prosentase kecelakaan terhadap jumlah populasinya. Dalam hal peningkatan kecelakaan, menurut laporan Global Status Report on Road Safety yang dikeluarkan oleh WHO, kenaikan jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia lebih dari 80 persen. Jumlah korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 120 jiwa/hari. Berdasarkan data dari National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), kelelahan dan mengantuk menjadi penyebab kedua dari kecelakaan di jalan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah sistem pendeteksi kelelahan berdasarkan sinyal ritme jantung atau HRV (heart rate variability) dengan menerapkan teknologi wearable sensor dan Internet of Thing agar dapat melakukan pemantauan jarak jauh. Sistem tersebut akan terdiri dari empat modul utama, yaitu modul sensor, modul agregator data, modul pemrosesan utama, dan modul monitoring. Modul sensor berupa monitoring wristband yang akan digunakan oleh pengemudi selama melakukan aktifitasnya. Modul sensor berfungsi untuk mendeteksi detak jantung dan mengirimkan hasilnya ke modul kedua secara nirkabel. Modul agregator data berfungsi untuk mengumpulkan data-data dari modul sensor dan menyampaikannya ke modul pemrosesan utama. Modul pemrosesan utama berupa public cloud server. Pada modul ini, data detak jantung akan dikalkulasi menjadi HRV kemudian dideteksi tingkat kelelahan dari penggunanya. Modul pemrosesan utama akan melakukan analisa apabila perlu dilakukan tindakan tertentu kepada pengguna yang terdeteksi kelelahan, misalnya mengirimkan peringatan kepada pengemudi yang mengantuk atau peringatan ke pihak lain yang terkait. Diharapkan implementasi sistem yang diusulkan pada bidang transportasi sebagai sistem deteksi dini akan menurunkan tingkat kematian akibat kecelakaan lalu-lintas di Indonesia.